Senin, 21 Februari 2011

Pertandingan Pertama

Pikiran yang sedang pusing memikirkan banyaknya hal yang harus dikerjakan dalam minggu ini. Dan besok adalah deadline yang paling banyak soalnya besok itu tugas PBL harus dikumpulkan karena hari rabu dah pleno terus besok adalah pertandingan pertamaku di Liga Unhas. Pertandingan yang sangat aku nantikan bukan karena basket adalah olahraga yang paling kusukai tetapi karena hal ini pertama kalinya dalam hidupku. Biasanya aku lebih sering dan lebih senang bergelut dalam pertandingan badminton. Selama saya menjadi mahasiswa sangat jarang pertandingan badminton untuk regu putri jadi tak ada kesempatan untuk bertanding dengan lawan yang sesungguhnya untung saja kali ini ada pertandingan basket untuk regu putri sehingga aku bisa ikut berpartisipasi.

Bernomor punggung 13 di Liga Unhas ini mengingatkanku pada angkatanku di TBM Calcaneus,, hahaha.. (*nd nyambung). Semoga besok pertandingannya lancar dan bisa meraih gelar juara 1 di Liga Unhas ini, aamiin. Aku berharap teman-temanku baik teman dekatku, teman angkatanku, maupun teman organisasiku dapat menyaksikan pertandinganku besok. Aku yakin semangatku akan lebih melambung jika ada mereka tetapi tentunya hanya Allah yang dapat membuatku memenangkannya dan bermain baik besok. Semoga saja kami menang. Doakan yah :)

Kamis, 17 Februari 2011

Iseng2 buat logo

Sebenarnya saya sedang sangat kurang kerjaan alias malas mengerjakan apa-apa. Kupandangi corel draw yang sejak kemarin selalu menemani tetapi sangat bosan dengan semua hal yang kukerjakan di dalamnya. Akhirnya dengan modal iseng aku memindahkan kursor dan memilih memulai baru. Akhirnya tidak lama kemudian jadilah logo sejadi-jadinya.. Hahahaha... benar-benar keisengan yang mendalam.. jika penasaran silakan klik di sini

Rabu, 16 Februari 2011

Tak dapat mengerti

Ada yang berkata padaku "jangan buat blog kalau tidak ingin dibaca" dan adapula yang menyindir "ngapain punya blog klo tdk dipublish." Baiklah kawan kali ini mari kita membahasnya, tentunya hanya membahas kenapa saya tidak suka dipublish atau lebih senang bersembunyi.

Saya memang tidak seperti kebanyakan orang yang bisa dengan lancarnya berbicara di depan umum atau dengan mudah mengutarakan maksudnya. Sangat susah bagiku untuk menunjukkan maksudku baik kepada orang yang tidak kukenal maupun orang yang sangat dekat. Mungkin benar katanya kalau aku berkembang dengan pola "slow to warm up" (maklum baru belajar tumbuh kembang) atau kata dia yang sangat membuatku tercengang "kalau kau begitu terus kapan mau maju?" Hmm.. kawan dengarkan aku, aku juga tak suka dengan diriku yang begini tetapi aku susah untuk mengubahnya. Dengan sifatku yang seperti ini aku cenderung untuk berkata yang tidak sebenarnya atau mungkin menjadi seperti yang mereka bilang padaku bahwa aku adalah pembohong. Kau tahu? Aku juga sakit dengan tingkahku tetapi aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara tuk mengubahnya.

Kalian mengira aku tak pernah berusaha? Biar kutunjukkan apa yang telah kulakukan tuk mengatasinya. Awalnya kupikir dengan berorganisasi aku bisa memperbaiki caraku berbicara dan menjadi lebih percaya diri tetapi ternyata tak banyak yang berubah. Lalu aku berusaha mengikuti seleksi asisten dan berharap bisa lebih baik dalam hal berbicara, tetapi orang masih saja tidak mengerti dengan perkataanku. Aku pun mulai memberanikan diri mengikuti perlombaan karya tulis dan poster, tetapi aku tetap saja susah membuatmu berpikiran sama dengan apa yang ada di kepalaku. Kurelakan waktuku habis untuk belajar bahasa asing dan berharap dapat dengan lancar menggunakannya tetapi saat semua mata tertuju padaku tiba-tiba mulutku kaku. Lantas kalian masih mengira aku tak pernah berusaha? Dan mungkin yang bisa kalian lihat aku berlatih menggunakan kata-kata di blog. Yah tentu saja karena ingin melatih diriku tuk berbicara tetapi tetap saja aku masih malu jika orang lain melihat tulisanku. Sobat, alasanku tak ingin dipublish bukan karena aku menyembunyikan sesuatu darimu atau lebih suka menyimpan rahasia tetapi aku belum tahu bagaimana caranya untuk keluar dari keterpurukanku ini.

Dan mohon maaf jika kalian tidak pernah mengerti maksud pembicaraanku. Aku memang tak pandai berbicara dan kumohon jangan pernah bertanya padaku jika akhirnya kau akan bilang "berhenti bicara rahma!" Jujur itu yang membuatku tak ingin berbicara padamu.