Senin, 17 September 2012

Tuh kan rindu lagi

Sudah ketebak pasti isinya tentang rindu.
Yaiyalah judulnya saja begitu, pasti isinya seputar itulah..

Sebenarnya saya juga sudah bosan posting beginian tapi karena saya takut orangnya bosan dengar saya bilang begini jadi terpaksa di sini saja. Hahahaaaa..

Penasaran siapa orangnya? Hmm.. bagi yang merasa saja deh, wkwkwk (nnti jd kontroversial)
Baiklah supaya tidak menimbulkan fitnah, orang yang dimaksud adalah seorang sahabat karib yang selalu membuatku merasa nyaman saat bersamanya. Entah apa yang telah diperbuatnya, hanya sekedar mendengar suara ataupun membaca kembali pesan singkat darinya hati ini terasa lega (ebuset kata-katanya). Tetapi sudah hampir 1 minggu ini tak ada kabar lagi tentangnya padahal kami tidak berada dalam situasi yang sangat sibuk dibandingkan sebelum-sebelumnya. Hmmm... yaaaahhh mau diapa lagi :(

Saya sebenarnya bingung kalau mau menerjemahkan apa yang saya rasakan ke dalam tulisan (pusing mau tulis bagaimana, emoticonnya juga tidak lengkap). Pokoknya RINDU TITIK!!

Huaaahhhh, inilah bagian yang paling menyiksa. Rinduuuuu....
1. Saat berada di suatu tempat. Entah kenapa semua orang terlihat seperti dirinya, selalu merasa sebentar lagi akan bertemu padahal kenyataannya tidak. :(
2. Saat mendengar bunyi handphone. Buru-buru ingin mengangkat telepon atau membaca sms, berharap namanya tertera di layar dan kenyataannya hanya sapaan operator atau jarkom. :(
3. Saat berada di rumah. Hmm.. kira-kira yang ketok pintu itu sapa yah? Huaaaahhhhh :(
4. Saat tertidur. Mimpinya ketemu dia, ga mau bangun karena kalau bangun yah ga akan ketemu :(
5. Saat dinas atau jaga. Berharap yang antar konsul itu yah dia :( ataauuuuu paling tidak ketemu di kantin lah. :(

Bayangkan saja betapa tersiksanya kalau rindu sudah datang...
Tiba-tiba, menetap dan berulang

Hmm... Tuh kan rindu lagi :(

Minggu, 16 September 2012

Terasa sepi

Seperti kebanyakan postingan di blog ini, kali ini hadir kembali dengan postingan yang serupa. Hanya berisi ungkapan perasaan di saat aku sedang sendiri. Yah mau bagaimana lagi, saat aku senang atau lagi banyak kerjaan pasti tidak akan ada waktu untuk duduk sendiri sambil memainkan jari di atas keyboard. Alhasil tulisan dalam blog ini hanya berisi rasa terpuruk. Hahaha... Aneh memang..

Baiklah para pembaca (anggap saja ada, padahal pembacanya yah cuma saya sendiri) kita kembali ke topik awal yang judulnya "terasa sepi".

Mengutip sebuah voice note seseorang yang isinya itu: ...di dalam keramaian aku masih merasa sepi, sendiri memikirkan kamu...uu..uu.. (bacanya harus pake nada yah :p ). Yupp.. saat ini seperti itulah perasaanku. Walaupun di sekelilingku terdapat banyak sekali orang yang berlalu lalang tetap saja rasanya kok sepi yah. Mungkin inilah yang sering dikatakan orang-orang, manusia emang ga ada syukurnya. Kalau lagi ramai maunya sendiri, eh sekalinya sepi mau ramai lagi.. Apa sihh..

Beginilah kalau tidak ada teman cerita, kalau nulis banyak belok-beloknya. Belum selesai yang satu, eh ngelantur ke topik yang lain lagi. Kapan selesainya kalau begini??? Nah.. berawal dari kebiasaanku yang senang sekali bercerita itu ternyata tidak semua orang menyukainya. Yaiyalah, coba cerita di samping orang tidur atau mungkin yang lagi sibuk belajar kalau tidak diteriaki atau dimaki-maki. Hehehe.. Tapi serius tidak semua orang suka dengan kebiasaan orang-orang yang senang bercerita. Tentu saja hal itu wajar dan tidak salah. Apalagi jika seseorang itu dijadikan subjek dalam topik pembicaraan, entah kalian akan bercerita tentang hal negatif orang itu maupun hal positif yang ada pada dirinya. Karena itu ada yang mengatakan "mulut mu, harimau mu". Nah.. bagaimana kalau kita berhenti membicarakannya, karena saya tidak mau mengulang kesalahan yang sama lagi. Maaf untuk para pembaca yang sedang penasaran ataupun yang baru mulai penasaran. Oia maaf juga untuk yang tidak mengerti.

Intinya saya hanya ingin bercerita tentang saya, tidak ada sangkut pautnya dengan orang lain. Perasaan sepi yang sedang melanda ini tidak lain berawal dari kebiasaan dan kebodohan saya. Saya hanya ingin sendiri saat ini tetapi rasa sepi ini perlahan menyiksaku. Untuk orang yang semangatnya berasal dari orang-orang di sekelilingnya, sepi ini hanyalah pelarian dari kesalahan yang terjadi. Lari sekencang apapun tak mampu membohongi perasaannya untuk mengakui hadirnya rasa sepi yang perlahan menariknya untuk berhenti melangkah. Bukankah sama saja dengan mematikan karakter? Sudahlah, saya hanya tak mau terlalu memikirkannya. Rasa sepi ini sudah terlalu mendominasi perasaan dan pikiranku saat ini. Untung saja dalam PPDGJ-III tidak ada diagnosis untuk "SEPI PASCA PROBLEM." (tuh kan ngelantur lagi)

Bagi para pembaca, maaf jika tulisan ini tak dimengerti ataupun membosankan. Memang tulisan ini hanya sebuah psikoterapi bagi penulisnya dalam mengobati rasa sepi. Tidak ada niat untuk menyebarluaskan masalah ataupun meminta belas kasih. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih.

NB:
Afek: Inappropriate