Rabu, 22 Desember 2010

Tak Produktif

Hari selasa 21 Desember 2010 aku hanya ada di rumah seharian tepatnya sulit untuk bergerak. Badan kembali terasa sakit dan kepalaku benar-benar sulit untuk berkonsentrasi. Rasanya berat tetapi aku tak ingin terlihat lemah apalagi jika orang-orang mengasihaniku dan lebih parah lagi jika ada yang berpikiran aku mencari alasan untuk tetap tinggal di rumah makanya seharian handphone aku non-aktifkan. Sebenarnya saya merasa bersalah sama teman-teman asisten karena hari itu ada praktikum dan aku lupa mengkonfirmasi kehadiran dikarenakan handphoneku mati. Tidak hanya itu aku juga merasa tidak enak dengan YAMAHA karena hari ini adalah jadwal bersih-bersih logistik dan aku juga tidak sempat hadir. Mungkin hari ini hanya bisa mengantar mama ke koperasi sebentar karena tak mungkin aku menolak keinginan mama walau aku harus menyembunyikan sakit ini. Sempat beliau bertanya apakah aku pusing saat menjalankan mobil tetapi tak mungkin aku berkata yang sebenarnya. Aku tahu mama mudah khawatir jadi kupilih tuk terlihat biasa-biasa saja. Tiba waktu les aku dan mama langsung ke tempat les karena waktu juga menunjukkan aku sudah terlambat 35 menit dan tak sempat lagi mengantar mama untuk pulang terlebih dahulu. Mama pun menunggu aku di tempat les hingga aku selesai. Dan aku pun pulang bersama mama sehabis les. Tiba di rumah tak ada hal yang dapat kukerjakan dikarenakan sakit ini. Kupilih untuk beristirahat di sofa dan menonton TV. Dan sekarang sudah tanggal 22 Desember 2010 pukul 03.00 dini hari. Aku terjebak dalam insomnia. Gelisah kembali menyapaku tetapi semoga penyakit itu tak lagi kembali berkunjung.. Aamiin..

Senin, 20 Desember 2010

Aku lelah

Aku capek terus disudutkan seperti ini. Yah aku memang selalu berbuat salah dan tak ada satupun hal yang bisa kukerjakan dengan baik. Kau tahu kenapa? Karena selalu saja ada yang menjatuhkanku di saat aku sedang membangun keinginan. Lebih susah membangun sebuah pondasi daripada membangun lantai ke 99. Saat aku butuh kepercayaan dari orang lain untuk membangun sebuah pondasi, kau lalu hancurkan kepercayaanku terhadap diriku sendiri. Dan kau ingin aku tuk membangunkanmu lantai yang ke 100? Jika kau memang tidak percaya dan tidak ingin menunggu aku tuk membuktikannya lantas untuk apa aku masih bertahan dengan bangunan yang sudah kehabisan bahan baku? Aku hanya ingin dipercaya tetapi jika tak bisa aku hanya minta jangan berharap lebih terhadap sesuatu yang tidak kau percaya.


Baru sempat diposkan setelah ditulis pada tanggal 15 Desember 2010

Selasa, 14 Desember 2010

Goodbye

Bye my friends.. I enjoy being your friend but I think you're not. Sorry for all my mistakes. Thanks for being my friends.. Love you as always and goodbye all..

Senin, 13 Desember 2010

Tentang seseorang yang membuatku kagum

Yah bukan cerita baru jika aku kagum dengan seseorang. Jika ditulis berapa banyak orang yang kukagumi mungkin sangat banyak. Berbagai tipe orang pun hadir sebagai idolaku termasuk orang yang satu ini.

Hmm.. mungkin bisa dibilang sudah hampir 7,5 tahun sejak aku menganguminya untuk pertama kali. Namanya kuingat jelas dan orang yang selalu aku cari saat itu. Hingga aku tahu sosoknya ternyata aku tak punya waktu lama bersamanya hingga aku dipertemukan kembali di sebuah sekolah yang menjadi kebanggaanku. Kau tahu sangat bahagia mengetahui dia ternyata lebih dari yang kubayangkan selama ini. Tak salah aku menjadikannya sebagai idolaku. Yah dia selalu berkata "aku tak pantas untuk diidolakan," tetapi aku tak bisa memaksa diriku untuk berhenti mengidolakannya. Salahkah aku jika aku mengidolakan orang yang pintar? Yang bisa melakukan hal-hal yang tak bisa aku lakukan? Yang dapat menjadi inspirasiku dan penyemangatku?

Mungkin kau tak tahu kalau aku sangat ingin seperti dirimu tapi aku tahu tak mungkin bisa. Karena itu aku masih mengidolakanmu hingga sekarang. Kau tahu betapa bahagianya menjadi orang terdekat dari orang yang sangat kita idolakan? Tetapi sayangnya sangat menyedihkan selalu membuatnya menitihkan air mata. Aku tak tahu harus bagaimana. Mungkin aku kelamaan berpikir hingga tak ada hal yang bisa kuperbuat. Mungkin terdengar lebih baik hanya menjadi orang yang mengagumi karena tak harus membuatnya menangis tetapi kau tahu aku bersyukur bisa menjadi temannya karena membuatku sadar kalau idolaku hanya manusia biasa yang juga bisa bersedih tetapi lebih dari orang yang sekedar membuatku kagum padanya. Karena ia lebih dari apa yang terlihat di luarnya. Dan itu yang membuatku senang memanggilnya sahabat.

Aku tak ingin di publish

Sudahkah kau mengenalku? Atau kau ingin belajar mengenalku?
Jika kata "ya" untuk menjawab keduanya, aku ingin bertanya sudahkah aku mengatakan aku tak suka sesuatu yang di publish? Jika jawabannya "tidak" maka aku sudah mengatakannya.

Mungkin bisa dibilang aku adalah orang yang terlalu banyak imajinasi sampai-sampai susah kembali ke dunia nyata. Banyak imajinasi yang kubuat setiap harinya tetapi sangat susah untuk mendeskripsikannya padamu. Aku memang tak pandai berbicara langsung tetapi aku ingin berbicara. Perpaduan antara imajinasi dan kesenanganku untuk berbicara tidak langsung berbuah sebuah kejutan. Tidak heran jika salah satu kegemaranku adalah memberi kejutan. Jika kau memang selalu dikejutkan dengan tingkah lakuku, terima kasih telah melihat salah satu dari sisi lain duniaku. Tetapi bisakah kau juga melihat kalau aku tak suka hal itu di publish?

Aku memang sangat suka dengan kejutan. Mulai dari merangkai konsep hingga teknisnya sangatlah menyenangkan apalagi untuk orang yang menurutku pantas untuk sebuah kejutan. Sejak masih kecil hingga sekarang berbagai macam kejutan telah kubuat tetapi sayangnya kejutan yang aku buat hanya khusus untuk orang itu dan maaf aku tak suka jika hal itu di publish. Mungkin aku akan bercerita sedikit tentang beberapa kejutan itu ke orang terdekat tetapi bukan berarti aku ingin hal itu diketahui oleh semua orang. Biarkan kejutan yang khusus kuberikan buatmu hanya menjadi milikmu. Hmm.. tak apa-apa jika kau ingin bercerita ke orang terdekatmu, aku mengerti tetapi tolong jangan bicarakan hal itu di depanku. Mungkin aku juga termasuk orang yang pemalu yang tak akan mengakui suatu hal di depan banyak orang apalagi jika itu tentang hal-hal yang spesial dan khusus kuberikan untuk satu atau beberapa orang (apalagi klo aneh-aneh, maklum imajinasiku sangat jauh).

Alasan kedua mungkin karena aku tak ingin orang lain merasa tersisih karena aku hanya memberikan kejutan untuk orang tertentu dan terkesan pilih kasih. Hmm.. Sebenarnya aku adalah orang yang sangat suka berteman kawan dan sangat banyak teman yang istimewa di hidupku. Aku tak memfokuskan diriku hanya untuk satu orang yang kutemui. Mungkin kau tak menyadari betapa istimewanya dirimu bagiku hanya karena kau mengira aku lebih senang bersamanya. Aku senang bersama siapapun yang selalu membuatku tertawa dan ingin mendengar sedikit ketidakjelasan imajinasiku. Persoalan kejutan spesial buatmu hanya menunggu waktu dan kondisi. Kalian istimewa dengan cara kalian masing-masing karena itu aku tak ingin membuat kejutan yang sama buat kalian. Salah satu mengatasi kebiasaan pelupaku yaitu dengan memberi kejutan kepada kalian tetapi dengan cara yang berbeda sehingga aku bisa mengingat kalian lebih lama dan jelas. Tetapi ingat aku tak suka di publish terlebih jika kau mengungkit di depanku dan di depan banyak orang.

Aku hanya ingin berbeda dan aku tahu kalian spesial dengan cara yang berbeda. Karena itu aku menghargai setiap keunikan kalian dengan memberi sesuatu yang berbeda kepada kalian. Tetapi aku mohon kalian juga menghargai jika aku tak ingin di publish.

Minggu, 12 Desember 2010

Sebenarnya tak layak tuk ditangisi

Di suatu siang yang sangat sempit (istirahat yg sangat cepat maksudnya) kami seperti biasa duduk di sebuah pojok kantin yang sebenarnya sudah sangat bosan kami kunjungi. Seperti siang-siang sebelumnya yang sangat terjepit kami bertujuh memilih (sebenarnya terpaksa sih) untuk makan siang di kantin itu. Ada yang sedang menunggu pesanan, ada yang membawa makanan dari rumah, ada juga yang membawa makanan dari luar, ada juga yang sudah membawa makanan ke dalam perutnya (lohh??). Pembicaraan singkat dengan sedikit tawa menghiasi siang itu. Yang kuingat jelas adalah pembicaraan saat itu yang sempat membuatku diam beberapa saat dan mengundang berbagai pikiran aneh di kepala mereka.

Banyak topik yang menjadi pembicaraan kala itu (maklum kami suka bercerita) dan tak pernah ketinggalan topik untuk sekedar menjadikan aku sebagai "korbannya", seperti gosip yang bilang aku lagi suka sama seseoranglah atau julukan yang mengatakan aku adalah orang "susah." Sebenarnya aku tak terlalu ambil pusing dengan masalah itu karena berapa kalipun aku membela diri tak ada yang berubah lagipula itu tak benar.

Merekapun membicarakan masalah co-ass. Pembicaraan yang sangat bagus karena mempersiapkan diri dari sekarang bagaimana kelanjutan kebersamaan kami di studi klinik. Sangat susah memang mencari teman seperjuangan yang benar-benar bisa diandalkan dan mengerti diri kita, makanya mereka mempersiapkan siapa-siapa yang ingin mereka jadikan teman yang selalu bersamanya di setiap bagian yang akhirnya akan lulus bersama-sama. Dan aku terdiam sejenak sementara mereka sedang asik memilih teman yang bagus dijadikan teman yang selalu bersama-sama di klinik nanti.

"Jangan sedih rahma! Semuanya akan baik-baik saja! Kumohon jangan ada lagi air mata yang keluar! Kau tahu ini bukan waktu dan tempat yang tepat. Tahan!! Kumohon!!"

Kalimat yang sempat kukatakan pada diriku yang terdiam. Bukan karena di antara mereka tak ada yang memilihku menjadi temannya. Menurutku hal yang wajar jika seseorang lebih memilih orang yang pintar untuk bersamanya di klinik nanti, selain bisa membantu juga gampang diajak berdiskusi. Sedikit sedih memang tapi bukan karena tak ada yang memilihku sekali lagi tetapi karena mengapa aku tak bisa menjadi orang yang bisa diandalkan. Dan itupun bukan alasan utamaku untuk diam tetapi karena aku tak tahu apa aku masih bisa bersama kalian nanti di klinik. Aku sangat berharap untuk terus bersama-sama tetapi aku tak tahu bagaimana dengan nilai "E" ku yang masih tidak jelas nasibnya apakah dapat berubah dalam waktu dekat atau tidak. Aku sangat berharap aku bisa bersama kalian di klinik tetapi lebih berharap lagi untuk bersama kalian memakai toga. Sebenarnya hal ini tak layak lagi untuk ditangisi, mungkin bisa dibilang sudah kadaluarsa tetapi tak bisa kusembunyikan rasa sedih setiap kali mengingatnya. Sudah kuingatkan berkali-kali terhadap diriku untuk mencoba ikhlas dan tawakkal kepada Allah. Hanya Allah Yang Maha Mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya. Sangat susah memang untuk ikhlas tetapi aku masih mencobanya kawan. Hanya saja mengingat tak bisa duduk bersama di yudisium membuatku sedikit sedih. Tetapi aku terus mencoba ber-positive thingking untuk itu. Aku tahu Allah Maha Kuasa dan tak ada yang tahu apa yang menjadi kehendak-Nya. Dan aku sangat yakin apapun itu adalah yang terbaik bagiku dan seharusnya aku tahu jika Allah bersamaku tak ada yang patut kutakuti. Sekarang aku hanya bisa bertawakkal kawan karena semua itu sebenarnya tak layak tuk ditangisi. Yang seharusnya aku takut jika Allah tak lagi di hatiku.

Maaf kawan membuat kalian berpikiran aneh tentang diamku. Bukan karena aku marah kalian selalu menggangguku atau tak memilihku. Tetapi aku diam merenungi betapa banyak nikmat-Nya yang aku sia-siakan. Dan surah Ar-Rahman itu sebagai penyindirku, "maka nikmat Tuhanmu mana lagikah yang kamu dustakan?". Kini aku sangat berusaha menenangkan hatiku. Mencoba ikhlas atas semua kehendak-Nya. Kenapa aku selalu berpikir ini hukuman dari Allah atau sebuah ujian? Bukankah ini semua kasih sayang Allah kepadaku yang menginginkan aku belajar untuk tetap sabar dan ikhlas. Sungguh balasan di sisi-Nya jauh lebih baik dari apapun di dunia ini. Insya Allah. Aamiin :)

Smangat rahma!! ^_^

Senin, 06 Desember 2010

Maaf yah..

Maaf blog dalam masa perbaikan.. Maaf mengganggu kenyamanan Anda. :)

Jumat, 03 Desember 2010

Aku ingin belajar

Belajar? Kata yang sangat sering melekat untuk para generasi muda walaupun tak dipungkiri semua orang tak bisa lepas dari yang namanya belajar. Belajar sebenarnya menyenangkan tetapi saat ini tidak tahu mengapa aku tak bisa belajar yang benar-benar menyenangkan. Aku pernah merasakan betapa senangnya belajar bahkan lebih enak daripada coklat dan es krim yaitu pada saat aku masih di bangku sekolah dasar khususnya saat aku duduk di kelas 4 hingga kelas 6. Entah mengapa aku sangat senang belajar, tidak ada kata bosan ataupun capek melakukannya. Mulai jam 7.30 hingga pukul 13.00 dilanjut les dari pukul 14.30 sampai 17.00 kemudian lanjut lagi di rumah mulai 19.00-21.00 dan biasanya bangun lagi pukul 02.00-05.00 hanya untuk melakukan hal yang sama yaitu belajar. Matematika adalah pelajaran yang paling membuatku bersemangat sekaligus yang membuatku menangis jika ada angka 99 yang tertempel (yah mungkin terdengar terlalu berambisi tapi aku ingin hanya nilai 100 untuk pelajaran ini).

Hm.. Pengalaman masa kecil yang sangat membahagiakan. Sekarang? Bisakah aku mengulang kejayaan masa lalu? Entahlah.. Mungkin hanya sekedar impian hingga aku benar-benar menemukan cara belajar yang menyenangkan. Terlalu banyak pikiran yang bercabang atau aku yang kebanyakan dosa hingga susah menjadikan belajar seseru permainan bulutangkis? Huaahh.. Aku benar-benar tidak tahu alasannya!! Sangat menyedihkan. :(

Aku masih berusaha untuk itu.
Aku masih ingin belajar.
Aku masih serius dengan impianku.
Dan aku tak mau berhenti sampai di sini.

Aku yakin aku bisa belajar.
Karena aku ingin belajar.
Aku senang belajar.
Karena hidup harus belajar.
Dan aku masih hidup untuk belajar.

Ayo rahma semangat! Mari buat semuanya terasa menyenangkan.

"Belajar bukan kewajiban tetapi kebutuhan yang harus dipenuhi"